Performance of Drip Irrigation Technology in Rice Cultivation
Performance of Drip Irrigation Technology in Rice Cultivation
Rice farming requires large amounts of water and traditionally uses flooded irrigation systems. However, inefficient water use has become a problem due to increasing pressure on water availability, climate change, and the need to maintain sustainable water resources. Drip irrigation technology is considered an alternative to reduce water use while maintaining or increasing rice yields. A study at the Sukamandi Experimental Station in West Java compared the performance of drip irrigation against conventional farmer practices (flooding) for various rice varieties.
The study used a nested randomized block design with five replications. There were two main treatments for water management: (1) Drip Irrigation Technology (DIT) and (2) Conventional Farmer Practices (CFP), which is flooded. The sub-treatments included four rice varieties: two hybrid varieties (Hipa 8 and Hipa 18), one upland variety (Inpago 11), and one inbred irrigated rice variety (Inpari 42). Observed parameters included plant growth (number of tillers/tillers, plant height), yield, seed quality, and irrigation water use during one growing season.
The results showed that productivity (yield) with drip irrigation was not significantly different compared to conventional flooding methods, but the benefits were seen in significantly more efficient water use. Drip irrigation only used approximately 3,864 m³/ha/season, compared to the average use in conventional practices of 7,460-8,740 m³/ha/season. Seed quality showed that DIT technology increased seed density and reduced impurities, although there was a decrease in the percentage of fully mature seeds and stomatal conductivity/plant assimilation compared to flooding. The Hipa 18 variety demonstrated superior head rice (complete grain) production.
This study demonstrates that while drip irrigation may not always significantly increase yields compared to conventional methods under certain conditions, the benefits in terms of water efficiency, seed quality, and impurity reduction make it a highly viable alternative, particularly in water-limited areas. The application of DIT technology can help farmers drastically reduce water consumption, maintain yields and crop quality, and support the sustainability of water resources. In the future, further research is needed to adapt rice varieties to drip irrigation systems and to assess costs, maintenance, and technology access for smallholder farmers.
https://ksnmdrip.com
Pertanian padi memerlukan air dalam jumlah besar dan secara tradisional menggunakan sistem pengairan yang tergenang (flooded) dalam praktek petani. Namun, penggunaan air yang tidak efisien menjadi persoalan seiring meningkatnya tekanan ketersediaan air, perubahan iklim, dan kebutuhan menjaga keberlanjutan sumber daya air. Teknologi irigasi tetes (drip irrigation) dijadikan sebagai alternatif untuk mengurangi penggunaan air sambil menjaga atau meningkatkan hasil padi. Studi di Stasiun Eksperimen Sukamandi, Jawa Barat mencoba membandingkan performa irigasi tetes terhadap praktek konvensional petani (banjir/ternyata genangan) terhadap berbagai varietas padi.
Penelitian diatur menggunakan nested randomized block design dengan 5 ulangan. Ada dua perlakuan utama untuk manajemen air: (1) Teknologi Irigasi Tetes (Drip Irrigation Technology – DIT) dan (2) Praktik Konvensional Petani (CFP) yaitu kondisi tergenang. Sub-perlakuannya adalah penggunaan empat varietas padi: dua varietas hibrida (Hipa 8 dan Hipa 18), satu varietas upland (Inpago 11), dan satu varietas padi irigasi inbreeding (Inpari 42). Parameter yang diamati meliputi pertumbuhan tanaman (jumlah anakan/tiller, tinggi tanaman), hasil panen, kualitas biji, serta penggunaan air irigasi selama satu musim tanam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas (hasil panen) dengan irigasi tetes tidak secara signifikan berbeda dibandingkan dengan metode banjir konvensional, namun keuntungan terlihat pada penggunaan air yang jauh lebih efisien. Irigasi tetes hanya menggunakan sekitar 3.864 m³/ha/musim, dibandingkan dengan rata-rata penggunaan dalam praktik konvensional yang berada pada kisaran 7.460-8.740 m³/ha/musim. Kualitas biji menunjukkan bahwa teknologi DIT meningkatkan densitas biji dan mengurangi impu-ritas, meskipun ada penurunan persentase biji yang matang sempurna dan konduktivitas stomata/assimilasi tanaman dibandingkan banjir. Varietas Hipa 18 menunjukkan keunggulan dalam menghasilkan rasio head rice (biji lengkap).
Penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun irigasi tetes mungkin tidak selalu meningkatkan hasil secara signifikan dibandingkan metode konvensional dalam kondisi tertentu, manfaat dari sisi efisiensi air, kualitas biji, dan pengurangan impu-ritas menjadikannya alternatif yang sangat layak, khususnya di daerah yang mengalami keterbatasan air. Penerapan teknologi DIT bisa membantu petani mengurangi konsumsi air secara drastis, menjaga hasil dan kualitas panen, serta mendukung keberlanjutan sumber daya air. Kedepan, perlu penelitian lanjutan untuk menyesuaikan varietas padi dengan sistem tetes serta mengkaji biaya, pemeliharaan, dan akses teknologi bagi petani kecil.
Reference
Sasmita, P., Agustiani, N., Margaret, S., Ardhiyanti, S. D., Suprihanto, & Nugraha, Y. (tahun publikasi). Drip Irrigation Technology Performance on Rice Cultivation. Jurnal Teknik Pertanian Lampung.
PT. Precision Agriculutre Indonesia adalah ekosistem digital pertanian Indonesia yang mengintegrasikan agrotech, pertanian presisi, pertanian cerdas, dan pertanian pintar melalui pemanfaatan teknologi seperti sensor pertanian, Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan, sistem irigasi otomatis, pemupukan cerdas, dan pemantauan tanaman berbasis data real-time, serta menghadirkan layanan edukasi petani modern, digitalisasi agribisnis, pasar produk pertanian online, penguatan rantai pasok, inovasi teknologi tepat guna, dan solusi pertanian ramah lingkungan yang mendukung pertanian modern, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi di era Revolusi Industri 4.0. Pertanian Presisi Indonesia