Implementation of Internet of Things (IoT) Technology for Automated Chicken Coop Cleaning to Increase Farming Efficiency
Implementation of Internet of Things (IoT) Technology for Automated Chicken Coop Cleaning to Increase Farming Efficiency
Chicken farming is a crucial sector providing animal protein in Indonesia. However, despite its productivity, a common problem faced by farmers is the accumulation of chicken manure. Besides producing a pungent odor and increasing levels of ammonia (NH₃) in the air, dirty coops can also trigger diseases such as coccidiosis and fowl cholera.
Currently, cleaning chicken coops is still done manually. This method requires time, effort, and additional costs, especially on large-scale farms. This is where Internet of Things (IoT) technology emerges as a revolutionary solution capable of transforming traditional farming into smart farming.
Innovation and How the System Works
Arduino-based IoT technology is used to automate the chicken manure cleaning process. This system integrates sensors, a microcontroller, and a cleaning motor that can be controlled automatically or remotely via the internet.
The main components used in this device include:
An Arduino Uno R3 as the system's control center.
An MQ-135 sensor to detect ammonia gas levels caused by chicken manure.
A weight sensor (load cell) to determine the volume or mass of accumulated manure.
A DC motor or stepper motor drives the cleaning conveyor.
An ESP8266 Wi-Fi module connects the system to the internet and sends data to a monitoring application or website.
When the sensor detects that ammonia levels have exceeded a threshold or the weight of the manure has reached a certain value, the system automatically activates the cleaning motor to remove the manure from the coop. Data on the coop's condition is sent to an online dashboard, allowing farmers to monitor and control the system from anywhere using a smartphone.
Real Impacts and Benefits
The implementation of an IoT system for cleaning chicken coops has a significant impact on operational efficiency and livestock health, including:
Saving time and labor. Farmers no longer need to perform manual cleaning daily. The system operates automatically according to schedules or the coop's environmental conditions.
Maintaining chicken hygiene and health. With cleaner coops, the risk of disease decreases, chickens grow healthier, and productivity increases.
Operational cost efficiency. Savings on labor and coop maintenance costs can reach up to 30%.
Remote monitoring. Through an IoT-based application, farmers can control and monitor coop conditions anytime and anywhere.
Environmentally friendly. Collected chicken manure can be processed into organic fertilizer, supporting sustainable agriculture principles.
While promising, implementing this technology presents several challenges, such as initial installation costs, internet availability in rural areas, and farmer skills in operating the system. However, these challenges can be overcome with training, the use of low-cost IoT devices, and the development of an AI (Artificial Intelligence)-based system to analyze chicken activity patterns and automatically predict the best cleaning times.
The application of IoT to chicken coop cleaning systems is not just a technological innovation, but also a concrete step towards modernizing livestock farming in Indonesia. Automation makes farming more hygienic, efficient, and environmentally friendly. Innovations like this prove that digital technology can address challenges in the agriculture and livestock sector, while also supporting national food self-sufficiency. It's time for Indonesian farmers to shift from conventional methods to IoT-enabled smart farming, because the future of clean and efficient farming starts with today's technology.
source: https://share.google/images/9jPiGW0lSf4k2F83L
Peternakan ayam menjadi salah satu sektor penting dalam penyediaan sumber protein hewani di Indonesia. Namun, di balik produktivitasnya, muncul persoalan klasik yang sering dihadapi para peternak: kotoran ayam yang menumpuk. Selain menimbulkan bau menyengat dan meningkatkan kadar gas amonia (NH₃) di udara, kondisi kandang yang kotor juga memicu munculnya penyakit seperti coccidiosis dan fowl cholera.
Selama ini, proses pembersihan kandang ayam masih dilakukan secara manual. Metode ini membutuhkan waktu, tenaga, serta biaya tambahan, terutama pada peternakan berskala besar. Di sinilah teknologi Internet of Things (IoT) hadir sebagai solusi revolusioner yang mampu mengubah wajah peternakan tradisional menjadi peternakan cerdas (smart farming).
Inovasi dan Cara Kerja Sistem
Teknologi IoT berbasis Arduino digunakan untuk mengotomatisasi proses pembersihan kotoran ayam. Sistem ini mengintegrasikan sensor, mikrokontroler, dan motor pembersih yang dapat dikendalikan secara otomatis maupun jarak jauh melalui internet.
Komponen utama yang digunakan dalam alat ini antara lain:
Arduino Uno R3 sebagai otak pengendali sistem.
Sensor MQ-135 untuk mendeteksi tingkat gas amonia akibat kotoran ayam.
Sensor berat (load cell) untuk mengetahui volume atau massa kotoran yang menumpuk.
Motor DC atau motor stepper sebagai penggerak conveyor pembersih.
Modul Wi-Fi ESP8266 untuk menghubungkan sistem ke jaringan internet dan mengirim data ke aplikasi atau website monitoring.
Ketika sensor mendeteksi bahwa kadar amonia sudah melebihi ambang batas atau berat kotoran telah mencapai nilai tertentu, sistem secara otomatis mengaktifkan motor pembersih untuk menarik kotoran keluar dari kandang. Data kondisi kandang akan dikirim ke dashboard online, memungkinkan peternak memantau dan mengendalikan sistem dari mana pun menggunakan smartphone.
Dampak dan Manfaat Nyata
Penerapan sistem IoT dalam pembersihan kandang ayam memberikan dampak signifikan terhadap efisiensi operasional dan kesehatan ternak, di antaranya:
Menghemat waktu dan tenaga kerja.
Peternak tidak perlu lagi melakukan pembersihan manual setiap hari. Sistem bekerja otomatis sesuai jadwal atau kondisi lingkungan kandang.
Menjaga kebersihan dan kesehatan ayam.
Dengan kandang yang lebih bersih, risiko penyakit menurun, ayam tumbuh lebih sehat, dan produktivitas meningkat.
Efisiensi biaya operasional.
Penghematan biaya tenaga kerja dan perawatan kandang bisa mencapai hingga 30%.
Pemantauan jarak jauh.
Melalui aplikasi berbasis IoT, peternak dapat mengontrol dan memantau kondisi kandang kapan pun dan di mana pun.
Ramah lingkungan.
Kotoran ayam yang terkumpul dapat diolah menjadi pupuk organik, mendukung prinsip pertanian berkelanjutan.
Walaupun menjanjikan, penerapan teknologi ini memiliki beberapa tantangan, seperti biaya awal instalasi, ketersediaan jaringan internet di pedesaan, dan keterampilan peternak dalam mengoperasikan sistem. Namun, tantangan tersebut dapat diatasi dengan pelatihan, penggunaan perangkat IoT berbiaya rendah, serta pengembangan sistem berbasis AI (Artificial Intelligence) untuk menganalisis pola aktivitas ayam dan memprediksi waktu pembersihan terbaik secara otomatis.
Penerapan IoT pada sistem pembersih kandang ayam bukan hanya sekadar inovasi teknologi, tetapi juga langkah nyata menuju modernisasi peternakan di Indonesia. Dengan otomatisasi, peternakan menjadi lebih higienis, efisien, dan ramah lingkungan. Inovasi seperti ini membuktikan bahwa teknologi digital dapat menjawab tantangan di sektor pertanian dan peternakan, sekaligus mendukung kemandirian pangan nasional. Sudah saatnya peternak Indonesia beralih dari cara konvensional ke peternakan cerdas berbasis IoT, karena masa depan peternakan yang bersih dan efisien dimulai dari teknologi hari ini
Reference
Rahmat Fabanyo, Sahriar Hamza, Erwin Gunawan. Rancang Bangun Sistem Pembersih Kotoran Otomatis pada Kandang Ayam Berbasis Internet of Things. Universitas Muhammadiyah Maluku Utara. jurnal.ummu.ac.id
Bulan Fatimah Rahmat dkk. Sistem Pembersih Kotoran Kandang Ayam Otomatis Berbasis Mikrokontroler. Politeknik Negeri Bandung. jurnal.polban.ac.id
Melinda Yunita Gunawan, Aidi Finawan, Arsy Febrina Dewi. Rancang Bangun Alat Pengontrolan Pembersih Kotoran Ayam Dilengkapi Dengan Sistem Pencucian Otomatis Berbasis Mikrokontroler. Politeknik Negeri Lhokseumawe. e-jurnal.pnl.ac.id
Suryanto & Rachmad Nur Ariefin. Sistem Monitoring Kualitas Udara, Suhu dan Kebersihan Kandang Ayam Otomatis Berbasis IoT. Universitas Bina Sarana Informatika. jurnal.bsi.ac.id
LPM DISPLAY Universitas Brawijaya. Chickin: Solusi Teknologi Peternakan Ayam berbasis IoT. display.ub.ac.id
PT. Precision Agriculutre Indonesia adalah ekosistem digital pertanian Indonesia yang mengintegrasikan agrotech, pertanian presisi, pertanian cerdas, dan pertanian pintar melalui pemanfaatan teknologi seperti sensor pertanian, Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan, sistem irigasi otomatis, pemupukan cerdas, dan pemantauan tanaman berbasis data real-time, serta menghadirkan layanan edukasi petani modern, digitalisasi agribisnis, pasar produk pertanian online, penguatan rantai pasok, inovasi teknologi tepat guna, dan solusi pertanian ramah lingkungan yang mendukung pertanian modern, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi di era Revolusi Industri 4.0. Pertanian Presisi Indonesia