Implementation of an IoT-Based Oyster Mushroom Temperature and Humidity Control System and Android Application
Implementation of an IoT-Based Oyster Mushroom Temperature and Humidity Control System and Android Application
Oyster mushroom cultivation is a promising agribusiness opportunity, as market demand for oyster mushrooms continues to increase annually. However, the mushroom cultivation process requires special attention to environmental factors, particularly temperature and humidity, which play a crucial role in stimulating mycelium growth and the formation of mushroom fruiting bodies. Unstable environmental conditions, such as excessively high temperatures or low humidity, can slow mushroom growth, reduce crop quality, and even trigger disease or contamination of the growing medium. Therefore, effective and efficient microclimate management is a key factor in successful oyster mushroom cultivation, especially in medium- to large-scale production systems.
Generally, mushroom farmers still manually control temperature and humidity by misting the air, turning on fans, or periodically opening vents. While this method is simple, it has drawbacks, such as inaccurately maintaining environmental stability and requiring significant time and effort. To address these issues, utilizing Internet of Things (IoT) technology is a viable solution, enabling automated systems with the aid of sensors and microcontrollers that communicate over the internet. Through this approach, the temperature and humidity conditions inside the mushroom house can be controlled and managed in real-time, without the need for direct human intervention.
The IoT-based control system implemented in this oyster mushroom house works using several key components, including temperature and humidity sensors (e.g., DHT22 or SHT31), a microcontroller (e.g., ESP32 or Arduino), and actuators such as fans, heaters, and ultrasonic mist sprayers. The sensors continuously read temperature and humidity data and then send this data to a programmed microcontroller, which processes the information and regulates the actuators according to predetermined thresholds. For example, if the room temperature rises above 30°C, the system will automatically activate the cooling fan to lower the temperature. Conversely, if the humidity drops below 80%, the system will activate the mist sprayer to increase humidity. This mechanism maintains the ideal microclimate inside the mushroom house for optimal oyster mushroom growth.
In addition to relying on an automated system, the system design also features an Android-based application that serves as a user interface for remotely connecting and controlling the mushroom house. This application displays real-time temperature and humidity data in graphical and digital form, allowing users to easily monitor environmental conditions anytime, anywhere. Furthermore, this Android application is equipped with a notification feature that will provide alerts if environmental conditions are outside the ideal range, so farmers can immediately take necessary action. A manual control feature is also provided so users can still activate or deactivate certain devices as needed, for example when performing system maintenance or testing the equipment's function.
The implementation of this IoT and Android-based control system offers numerous benefits for oyster mushroom farmers, not only in terms of time and labor efficiency, but also in increasing productivity and crop quality. With an automated system capable of consistently maintaining stable temperature and humidity, oyster mushrooms can grow faster, more uniformly, and have a better texture and flavor. Furthermore, the use of IoT technology also helps farmers record and analyze environmental data, which can then be used to determine the best patterns for sustainable mushroom production management. This aligns with the concept of smart farming, where technology is used to support data-driven and environmentally friendly automated cultivation processes.
Overall, the implementation of an IoT and Android-based temperature and humidity control system for oyster mushroom houses is an innovative step in modernizing the agricultural sector, particularly for mushrooms, which are highly sensitive to environmental changes. This innovation demonstrates that the use of technology is not only relevant for food crops and horticulture but can also be effectively applied to mushroom cultivation systems that require precise microclimate control. With this system, farmers are expected to increase yields, save operational costs, and reduce the risk of production failure. Furthermore, the application of this kind of technology can also inspire similar development systems in various other agricultural sectors, thereby supporting the realization of efficient, sustainable, and highly competitive digital agriculture in the future.
https://herrysoenarko.blogspot.com/2011/11/warna-warni-jamur-tiram.html
Budidaya jamur tiram merupakan salah satu bentuk kegiatan agribisnis yang memiliki prospek menjanjikan karena permintaan pasar terhadap jamur tiram terus meningkat setiap tahunnya. Namun, proses budidaya jamur ini memerlukan perhatian khusus terhadap faktor lingkungan, terutama suhu dan kelembapan udara yang berperan penting dalam mendorong pertumbuhan miselium dan pembentukan tubuh buah jamur. Kondisi lingkungan yang tidak stabil, seperti suhu yang terlalu tinggi atau kelembapan yang terlalu rendah, dapat menyebabkan pertumbuhan jamur menjadi lambat, kualitas hasil panen menurun, bahkan dapat memicu munculnya penyakit atau kontaminasi pada media tanam. Oleh karena itu, pengelolaan mikroklimat secara efektif dan efisien menjadi salah satu faktor kunci dalam keberhasilan budidaya jamur tiram, terutama pada sistem produksi skala menengah hingga besar.
Pada umumnya, petani jamur masih melakukan pengendalian suhu dan kelembapan secara manual dengan cara menyiram udara, menyalakan kipas, atau membuka ventilasi secara berkala. Meskipun metode ini sederhana, namun cara tersebut memiliki kelemahan, seperti tidak akurat dalam menjaga kestabilan kondisi lingkungan dan membutuhkan waktu serta tenaga yang cukup banyak. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemanfaatan teknologi Internet of Things (IoT) menjadi solusi yang tepat karena memungkinkan sistem bekerja secara otomatis dengan bantuan sensor dan mikrokontroler yang dapat berkomunikasi melalui jaringan internet. Melalui pendekatan ini, kondisi suhu dan kelembapan di dalam rumah jamur dapat dikendalikan dan dikendalikan secara real-time, tanpa perlu intervensi manusia secara langsung.
Sistem kendali berbasis IoT yang diterapkan dalam rumah jamur tiram ini bekerja dengan menggunakan beberapa komponen utama seperti sensor suhu dan kelembapan (misalnya DHT22 atau SHT31), mikrokontroler (seperti ESP32 atau Arduino), serta aktuator berupa kipas, pemanas, dan penyemprot kabut ultrasonik. Sensor bertugas membaca data suhu dan kelembaban udara secara terus-menerus, kemudian mengirimkan data tersebut ke mikrokontroler yang telah diprogram untuk memproses informasi dan mengatur aktuator sesuai dengan nilai ambang batas yang telah ditentukan. Misalnya, jika suhu ruangan naik melebihi 30°C, maka sistem akan secara otomatis mengaktifkan kipas pendingin untuk menurunkan suhu. Sebaliknya, apabila kelembapan turun di bawah 80%, sistem akan menyalakan penyemprot kabut untuk menambah kelembapan udara. Dengan mekanisme ini, kondisi mikroklimat di dalam rumah jamur dapat dijaga tetap ideal untuk mendukung pertumbuhan jamur tiram yang optimal.
Selain mengandalkan sistem otomatis, rancangan sistem ini juga dilengkapi dengan aplikasi berbasis Android yang berfungsi sebagai antarmuka pengguna (user interface) untuk menghubungkan dan mengontrol kondisi rumah jamur dari jarak jauh. Aplikasi ini menampilkan data suhu dan kelembapan secara real-time dalam bentuk grafik maupun angka digital, sehingga pengguna dapat dengan mudah mengetahui kondisi lingkungan kapan pun dan di mana pun. Selain itu, aplikasi Android ini juga dilengkapi dengan fitur notifikasi yang akan memberikan peringatan apabila kondisi lingkungan berada di luar rentang ideal, sehingga petani dapat segera mengambil tindakan yang diperlukan. Fitur kontrol manual juga disediakan agar pengguna tetap dapat mengaktifkan atau menonaktifkan perangkat tertentu sesuai kebutuhan, misalnya ketika melakukan sistem perawatan atau uji coba fungsi alat.
Penerapan sistem kendali berbasis IoT dan Android ini memberikan banyak manfaat bagi petani jamur tiram, tidak hanya dalam hal efisiensi waktu dan tenaga, tetapi juga dalam peningkatan produktivitas dan kualitas hasil panen. Dengan adanya sistem otomatis yang mampu menjaga kestabilan suhu dan kelembapan secara konsisten, jamur tiram dapat tumbuh lebih cepat, seragam, dan memiliki tekstur serta rasa yang lebih baik. Selain itu, penggunaan teknologi IoT juga membantu petani dalam melakukan pencatatan dan analisis data lingkungan, yang nantinya dapat digunakan untuk menentukan pola terbaik dalam pengelolaan produksi jamur secara berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan konsep pertanian cerdas atau smart farming , dimana teknologi digunakan untuk mendukung proses budidaya berbasis data dan otomatisasi yang ramah lingkungan.
Secara keseluruhan, penerapan sistem kontrol suhu dan kelembapan rumah jamur tiram berbasis IoT dan Android merupakan langkah inovatif dalam memodernisasi sektor pertanian, khususnya pada komoditas jamur yang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Inovasi ini menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi tidak hanya relevan bagi pertanian tanaman pangan dan hortikultura, tetapi juga dapat diterapkan secara efektif pada sistem budidaya jamur yang memerlukan pengendalian mikroklimat secara presisi. Dengan sistem ini, petani diharapkan dapat meningkatkan hasil panen, menghemat biaya operasional, dan mengurangi risiko kegagalan produksi. Lebih jauh lagi, penerapan teknologi semacam ini juga dapat menjadi inspirasi bagi sistem pengembangan serupa pada berbagai bidang pertanian lainnya, sehingga mendukung terwujudnya pertanian digital yang efisien, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi di masa depan.
Reference:
Dwinanda, I. Y., Pramuntadi, A., Yazid, A. S., & Danianti, D. (2025). IMPLEMENTASI SISTEM KONTROL SUHU DAN KELEMBABAN GREENHOUSE UNTUK BUDIDAYA JAMUR TIRAM BERBASIS ANDROID DAN IOT. JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika), 9(5), 7556- 7563.
Sofwan, A., Wafdulloh, Y., Akbar, M. R., & Setiyono, B. (2020). Sistem pengaturan dan pemantauan suhu dan kelembapan pada ruang budidaya jamur tiram berbasis IoT (internet of things). Transmisi: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, 22(1), 1-5.
PT. Precision Agriculutre Indonesia adalah ekosistem digital pertanian Indonesia yang mengintegrasikan agrotech, pertanian presisi, pertanian cerdas, dan pertanian pintar melalui pemanfaatan teknologi seperti sensor pertanian, Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan, sistem irigasi otomatis, pemupukan cerdas, dan pemantauan tanaman berbasis data real-time, serta menghadirkan layanan edukasi petani modern, digitalisasi agribisnis, pasar produk pertanian online, penguatan rantai pasok, inovasi teknologi tepat guna, dan solusi pertanian ramah lingkungan yang mendukung pertanian modern, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi di era Revolusi Industri 4.0. Pertanian Presisi Indonesia